Halilintar
Assalamualaikum para penghuni situs KCH.
Apa ada yang rindu dengan dwy dwi dandwi? *Hehe. Maaf ya pembaca, sudah
3minggu dwi kagak absen atau baca postingan kalian. Selain dapat
musibah yaitu ponsel masuk bengkel (*konter kali) akibat *ngebleng
(seperti yang punya, *hehe). Dwi juga punya musibah yaitu saudara dari
keluarga besar dwi ada yang pulang ke rahmatullah alias meninggal dunia.
Tapi mengapa cerita ke-87 ini berjudul tentang “halilintar?” karena
musibah itu berawal dari musim hujan ini.
Kata orang jawa mongso songo (mangsa 9)
dalam hitungan bulan jawa. Jadi banyak halilintar/petir ganas yang
menyambar-nyambar. Hari itu adalah hari jumat, pukul 1:30 pm. Bulan
april kemarin. Saat sedang asyik botik (bobo cantik), tiba-tiba.
“*Jeder” suara keras menggelegar. Membuatku bahkan semua manusia kaget.
Aku terbangun dari tidur dan langsung lompat menuju jemuran baju (alias
lari).
Tidak terasa ada cahaya lap dan
“*jedear” suara ke-2 tidak kalah ganasnya. Membuatku bergumam sambil
cepat-cepat menarik semua pakaian. “Siapakah gerangan yang terkena”
gumamku dalam hati. Tidak lama kemudian suara halilintar ke-3 kembali
dahsyat. Aku pun cepat masuk kedalam rumah, dan mengunci pintu. Lalu
membuka facebook membalas komentar. Tiba-tiba, tok-tok-tok “sudah jangan
mainan ponsel, mbah S kesambar petir, tuh orangnya sedang dijemput
pakai mobil menuju kerumah” kata ibu yang menggugah pikiranku. Sontak
ponsel saya banting keranjang dan mengikuti ibu kebelakang guna
memperjelas info.
Katanya, mbah S dan warga dari desa lain
yang sedang panen padi berada disawah. Tapi mbah S hanya mencari rumput
untuk sapi ternaknya. Namun ketika halilintar menampakan keexistannya,
mbah S tidak menghiraukannya. Padahal yang lain sudah lari kocar-kacir
hendak pulang dan memperingati para warga lain yang ada di TKP. Konon
ada yang melihat, ada api berjalan menuju arah mereka, sehingga pada
lari. Kecuali mbah S dan beberapa orang yang tidak melihatnya.
Entah beberapa detik kemudian,
terkaparlah 2 orang. Mbah S dan 1 warga dari desa Kw (8). Mbah S
meninggal dan yang satunya hanya duduk gak bisa bicara. (Kabarnya sih,
dia meninggal juga saat dibawa ke RS, karena punya penyakit jantung).
Dan dihari itu juga, semua gempar. Banyak berita bahkan di sosmed pun
tidak kalah seru tentang berita ini, hingga membuatku kesal (maklumlah,
ada yang memposting wajah dan jasad yang masih terkapar tak terurus, dan
ditonton oleh orang-orang bengong macam sapi ompong dipinggirnya).
Alangkah tidak pantas sekali (maaf curhat).
Nah karena sanak family ada yang tidak
sanggup melihat jasadnya, maka acara pemakaman dilangsungkan hingga
menjelang malam. Keesokan paginya, kakak dari almarhum datang kerumahku.
Dia bercerita tentang alibi kemarin. Di saat kejadian, dia hendak
pulang kerumah, namun mampir dulu disawah warga yang masih ada orangnya,
dan berkata “ngapain pulang?! Masa takut sama itu” katanya dengan lagak
sombong (ujarnya). “Tapi ternyata malah? S kena itu” katanya lagi (saat
dia bercerita dengan bapak, pakde dan aku).
Apakah itu jawaban dari sombongnya, aku
pun tak tahu. Hanya allah yang Maha Tahu dari segala rencanaNYA. Semoga
amal ibadah mbah S diterima oleh Allah SWT, amin. Keesokan harinya, mba
siti kerumahku untuk menyetrika baju. Dan dia bercerita bahwa dihari
itu, didesanya juga ada yang meninggal karena kesambar halilintar, jadi
dia bingung mau melayat dimana. Karena disana dekat dengan rumah,
sedangkan ini adalah saudara. Katanya ada 2 orang juga.
Dan cerita berikutnya dari desaku. Ada
ibu-ibu yang melihat api jatuh dan berjalan membelah pohon jati, beserta
menjatuhkan 2 buah kelapa. Sudah dulu ya pembaca, letih nian. Oh iya,
yang mau gabung di grup KCH dan KCH 2 silahkan di facebook
0 komentar:
Posting Komentar