Sejarah komunikasi
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Sejarah Komunikasi
pada mulanya hanya merupakan upaya atau cara manusia menyampaikan ide,
gagasan, kemauan, hasrat dan lain sebagainya, upaya tersebut hanya
supaya manusia bisa saling berhubungan. Pada waktu itu , Komunikasi
tidak dianggap sebagai sesuatu yang harus diberi perhatian, dikaji atau
distrukturkan. Namun, pada abad ke-5 sebelum masehi, di
Yunani berkembang suatu
ilmu yang mengkaji proses pernyataan antar
manusia yang diberi nama
retorika yang berarti
seni berpidato dan
beragumentasi yang
bersifat menggugah atau seni yang menggunakan bahasa secara lancar
untuk memengaruhi dan mengajak. Retorika mendapat pembahasan
khusus bahkan beberapa
pemikir itu menempatkan retorika sebagai hal penting dalam
masyarakat dan
pemerintahan.
Pada perkembangan awal, batasan komunikasi yang dapat
kita terapkan adalah percakapan atau penyampaian gagasan antar
manusia secara
lisan dan bertatap muka baik berupa
pidato maupun
diskusi,
dengan tujuan mendidik, membangkitkan kepercayaan, dan menggerakkan
perasaan orang lain.Komunikasi terus berkembang, tidak hanya
menyampaikan gagasan melalui lisan.Pada zaman kekaisaran romawi, Julius
Caesar membuat papan pengumuman yang dinamakan
Acta Diurna.
Penyampaian gagasan mengenai apa yang penting bagi masyarakat telah
bertambah, dari sekedar lisan menjadi bentuk tulisan. Hal ini terus
berkembang setelah
ditemukannya kertas,
penemuan mesin cetak, dan terbitnya surat kabar pertama
[1]. Setelah surat kabar peradaban manusia juga berkembang dan
ditemukanlah radio,
film,
televisi, dan sejumlah media lain.
Latar Belakang Komunikasi sebagai Ilmu
Asal
Usul ilmu komunikasi itu sendiri sebenarnya tampil pada zaman Yunani
kuno (SM) yang digagas oleh Aristoteles. Dalam gagasan tersebut ia
menyebutkan bahwa di dalam komunikasi itu terdapat komunikator, pesan
dan penerima.
[2]
Kesimpulan dari gagasan itu ialah jika komunikator menentukan gagasn
atau pesan, kemudian diarahkan pada khalayak pilihannya, melalui saluran
atau media yang dimilikinya atau dikuasainya maka akan keluar hasil
yang diinginkan.
Dalam perkembangan selanjutnya, gagasan itu terus dikembangkan
kemudian melahirkan dua bentuk komunikasi yang masing-masing berkembang
di benua yang berbeda. Pertama ilmu publisistik di Jerman. Kedua ilmu
komunikasi massa di Amerika. Perpaduan dari kedua bentuk ini lah yang
meneteskan ilmu komunikasi yang kita kenal sekarang ini. Perpaduan ini
tidak lepas dari upaya-upaya Stappers melalui karya Gabner.
[3] Artinya, itu merupakan titik awal tampaknya ilmu komunikasi.
Munculnya Teknologi Sebagai alat Komunikasi
Sejarah
perkemabangan teknologi informasi dan komunikasi juga tak lepas dari
sejarah peradaban manusia di Bumi ini. Pada zaman dulu penyampaian
informasi juga dilakukan mulai dari gambar-gambar yang terletak pada
dinding gua, peletakan tonggak sejarah berupa prasasti. Berikut ini
adalah sejarah perkembangan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi)
mulai dari zaman pra-sejarah sampai ke zaman modern sekarang ini.
- Masa Prasejarah
Pada zaman ini, teknologi informasi dan komunikasi yang dilakukan
oleh manusia berfungsi sebagai sistem untuk pengenalan bentuk-bentuk
yang manusia kenal. Untuk menggambarkan informasi yang diperoleh, mereka
menggambarkannya pada dinding-dinding gua tentang berburu dan binatang
buruannya. Pada masa ini, manusia mulai mengidentifikasi benda-benda
yang ada di sekitar lingkungan tempat tinggal mereka, kemudian
melukiskannya pada dinding gua tempat tinggalnya. Awal komunikasi mereka
pada zaman ini hanya berkisar pada bentuk suara dengusan dan
menggunakan isyarat tangan.
Pada zaman prasejarah mulai diciptakan dan digunakan alat-alat yang
menghasilkan bunyi dan isyarat, seperti gendang, terompet yang terbuat
dari tanduk binatang, dan isyarat asap sebagai alat pemberi peringatan
terhadap bahaya.
Untuk yang pertama kali, tulisan digunakan oleh bangsa Sumeria dengan
menggunakan simbol-simbol yang dibentuk dari piktografi sebagai huruf.
Simbol atau huruf-huruf ini juga mempunyai bentuk bunyi (penyebutan)
yang berbeda sehingga mampu menjadi kata, kalimat, dan bahasa.
Pada 2900 SM, bangsa Mesir Kuno menggunakan huruf hieroglif.
Hieroglif merupakan bahasa simbol, dimana setiap ungkapan diwakili oleh
simbol yang berbeda. Jika simbol-simbol tersebut digabungkan menjadi
satu rangkaian, maka akan menghasilkan sebuah arti yang berbeda. Bentuk
tulisan dan bahasa hieroglif ini lebih maju dibandingkan dengan tulisan
bangsa Sumeria.
Manusia sudah mengenal cara membuat serat dari pohon papyrus yang
tumbuh di sekitar sungai Nil. Serat papyrus dapat digunakan sebagai
kertas. Kertas yang terbuat dari serat pohon papyrus menjadi media untuk
menulis atau media untuk menyampaikan informasi yang lebih kuat dan
fleksibel dibandingkan dengan lempengan tanah liat yang sebelumnya juga
digunakan sebagai media informasi.
Pada masa ini, bangsa Cina berhasil menemukan kertas. Kertas yang
ditemukan oleh bangsa Cina pada masa ini adalah kertas yang kita kenal
sekarang. Kertas ini dibuat dari serat bambu yang dihaluskan, disaring,
dicuci, kemudian diratakan dan dikeringkan. Penemuan ini juga
memungkinkan sistem pencetakan yang dilakukan dengan menggunakan blok
kayu yang ditoreh dan dilumuri oleh tinta atau yang kita kenal sekarang
dengan sistem cap.
2. Masa Modern (1400 M s.d. Sekarang)
Pada 1455, untuk pertama kalinya Johann Gutenberg mengembangkan mesin
cetak dengan menggunakan plat huruf yang terbuat dari besi dan dapat
diganti-ganti dalam bingkai yang terbuat dari kayu.
Augusta Lady Byron menulis program komputer yang pertama di dunia. Ia
bekerja sama dengan Charles Babbage menggunakan mesin analytical yang
didesain sehingga mampu memasukkan data, mengolah data, dan menghasilkan
bentuk keluaran dalam sebuah kartu. Mesin ini dikenal sebagai bentuk
komputer digital yang pertama, walaupun cara kerjanya lebih bersifat
mekanis daripada bersifat digital.
Telegraf dan Penemunya (Samuel Morse) Samuel Morse mengembangkan
telegraf dan bahasa kode morse bersama Sir William Cook dan Sir Charles
Wheatstone. Morse menggunakan kode-kode sederhana untuk mewakili
pesan-pesan yang ingin dikirimkan dengan menggunakan pulsa listrik
melalui kabel tunggal. Namun sinyal-sinyal yang dapat dikirim dengan
baik hanya berada dalam jarak 32 km. Untuk jarak yang lebih jauh,
sinyal-sinyal yang diterima menjadi terlalu lemah untuk direkam.
Kemudian, Morse membangun peralatan relai yang ditempatkan di setiap
32 km dari stasiun sinyal. Relai tersebut berfungsi untuk mengulangi
sinyal yang diterima dan mengirimnya kembali ke 32 km berikutnya. Relai
terdiri dari sakelar yang dioperasikan secara elektromagnetik. Sistem
telegraf kemudian segera digunakan untuk bisnis yang membutuhkan
pengiriman pesan secara cepat untuk jarak yang jauh, seperti surat kabar
dan pesan untuk perjalanan kereta api.
Pada 1877, Alexander Graham Bell menciptakan dan mengembangkan
telepon yang dipergunakan pertama kali secara umum. Pada 1879, sistem
pemanggilan telepon mulai menggunakan nomor yang menggantikan sistem
pemanggilan nama. Hal ini untuk mencegah operator yang tidak mengenal
semua pelanggan. Sistem penomoran telepon menggunakan huruf dan angka,
dimana nomor telepon menggunakan sistem dua huruf dan lima digit angka.
Pada 1889, Herman Hollerith menerapkan prinsip kartu perforasi untuk
melakukan penghitungan. Tugas pertamanya adalah menemukan cara yang
lebih cepat untuk melakukan perhitungan bagi Biro Sensus Amerika
Serikat. Sensus yang dilakukan pada 1880 membutuhkan waktu tujuh tahun
untuk menyelesaikan perhitungan. Dengan berkembangnya populasi, Biro
Sensus tersebut memperkirakan bahwa dibutuhkan waktu sepuluh tahun untuk
menyelesaikan perhitungan sensus.
Hollerith menggunakan kartu perforasi untuk memasukkan data sensus
yang kemudian diolah oleh alat tersebut secara mekanik. Sebuah kartu
dapat menyimpan hingga 80 variabel. Dengan menggunakan alat tersebut,
hasil sensus dapat diselesaikan dalam waktu enam minggu. Selain memiliki
keuntungan dalam bidang kecepatan, kartu tersebut berfungsi sebagai
media penyimpan data. Tingkat kesalahan perhitungan juga dapat ditekan
secara drastis.
Pada 1931, Vannevar Bush membuat sebuah kalkulator untuk
menyelesaikan persamaan differensial. Mesin tersebut dapat menyelesaikan
persamaan differensial kompleks yang selama ini dianggap rumit oleh
kalangan pelajar dan mahasiswa. Mesin tersebut sangat besar dan berat
karena ratusan gerigi dan poros yang dibutuhkan untuk melakukan
perhitungan.
Pada 1939, Dr. John V. Atanasoff dan dibantu oleh Clifford Berry
berhasil menciptakan komputer elektronik digital pertama. Sejak saat
ini, komputer terus mengalami perkembangan sehingga menjadi semakin
canggih. Mengenai sejarah perkembangan komputer ini akan dijelaskan pada
bagian berikutnya.
Pada masa ini, istilah internet diperkenalkan dalam sebuah paper
tentang TCP/IP. Secara harfiah, internet (interconnected networking)
diartikan sebagai rangkaian komputer yang terhubung di dalam beberapa
rangkaian. Rangkaian pusat yang membentuk internet diawali pada 1969
sebagai ARPANET yang dibangun oleh ARPA (United States Department of
Defense Advanced Research Projects Agency). Beberapa penyelidikan awal
yang disumbang oleh ARPANET di antaranya adalah kaidah rangkaian tanpa
pusat (decentralised network), teori queueing, dan kaidah pertukaran
paket (packet switching).
Pada 1981, National Science Foundation mengembangkan backbone yang
disebut CSNET dengan kapasitas 56 Kbps untuk setiap institusi dalam
pemerintahan.
Pada 1 Januari 1983, ARPANET menukar protokol rangkaian pusatnya,
dari NCP ke TCP/IP. Ini merupakan awal dari Internet yang kita kenal
sekarang. Kemudian pada 1986, IETF mengembangkan sebuah server yang
berfungsi sebagai alat koordinasi di antara DARPA, ARPANET, DDN, dan
Internet Gateway. Pada 1990-an, internet telah berkembang dan
menyambungkan banyak pengguna jaringan-jaringan komputer yang ada.
Sistem bisnis dalam bidang IT pertama kali terjadi ketika CERN
memungut bayaran dari para anggotanya untuk menanggulangi biaya
operasionalnya. Pada 1992, mulai terbentuk komunitas internet dan
diperkenalkannya istilah World Wide Web (www) oleh CERN. Pada 1993, NSF
membentuk InterNIC untuk menyediakan jasa pelayanan internet menyangkut
direktori dan penyimpanan data serta database (oleh AT&T), jasa
registrasi (oleh Network Solution Inc), dan jasa informasi (oleh General
Atomics/CERFnet). Pada 1994, pertumbuhan internet melaju dengan sangat
cepat dan mulai merambah ke dalam berbagai segi kehidupan manusia dan
menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari manusia. Pada 1995,
perusahaan umum mulai diperkenankan menjadi provider dengan membeli
jaringan di backbone. Langkah ini memulai pengembangan teknologi
informasi, khususnya internet dan penelitian-penelitian untuk
mengembangkan sistem dan alat yang lebih canggih.
Ideografi
Ideografi (
ideogram)
adalah simbol grafis yang mewakili ide dari pada sekelompok huruf. Para
ahli berpendapat bahwa ideografi ini telah dipakai sejak zaman
purbakala di dataran eropa dan tetap menjadi bagian dari budaya manusia
lebih dari 3000 tahun. Ideogram adalah jenis tulisan/simbol yang
dimaknai menurut kenampakan visual yang kemudian diterjemahkan sebagai
sebuah ide, atau sebuah kalimat. Gambar 'sebuah mata' misalnya, dengan
memfungsikannya sebagai ideogram, maka anda bisa mengartikannya sebagai
'seseorang sedang mengintip'.
[4] Lambang tidak sekedar mewakili benda, tetapi dapat pula mewakili gagasan tertentu. Lambang demikian dinamakan
ideogram.
Tulisan hieroglip di Mesir, tulisan bangsa Aztek di Meksiko, dan
tulisan paku di Asiriaa-Babilonia, merupakan contoh penggunaan yang
berubah menjadi
ideogram.
Ideogram adalah suatu versi lanjutan dari pictogram. Ini adalah
simbol visual atau grafis yang mewakili ide. Beberapa komunitas di
seluruh dunia datang dengan ideogram yang bervariasi untuk mewakili
ide-ide sebanyak mungkin, namun, ide-ide seperti ekspresi emosi bersifat
universal di alam, sehingga ideogram banyak mengungakp ciri manusia
dengan ekspresinya di masa itu. Ideografi adalah sumber awal untuk
sebagian besar sistem penulisan logographic seperti naskah di Cina.
Karena bahasa dibentuk dari penggambaran ide-ide, tentang bagaimana
sifat garis, tentang bagaimana keterwakilan manusia dalam tulisan.
Petrografi
Mikroskop
adalah suatu instrumen ilmiah yang terkenal abad ke - 19 dan telah
diterapkan secara luas di dalam banyak ilmu pengetahuan. Akan tetapi,
seorang geologist sudah dapat melihat material-material yang terdapat
dalam tanah yang biasanya tidak bisa dilihat langsung di pegunungan
tetapi dengan mikroskop. Pada tahun 1829, Edinburgh New Philosophical
Journal dipublikasikan dalam artikel sebanyak dua halaman yang diberi
judul "The Nicol Prism" oleh William Nicol (1768-1851) dosen filsafat
di Edinburgh. Prisma ini dibuat dari dua bagian, yaitu kalsit dan balsam
Kanada, sebagai penghasil cahaya bidang polarisasi. Dua tahun yang lalu
Nicol mempublikasikan artikel kedua dengan pokok bahasan tahapan
preparasi mineral dan fosil kayu melalui pemeriksaan mikroskop. Dengan
dua artikel William Nicol, menghadirkan sebuah alat geologi yang
sekarang diterapkan pada Pmikroskop untuk mempelajari batuan. Sorby
menulis buku yang dipublikasikan pada tahun 1850 dan 1860, tetapi
sedikit diterima di negerinya, namun banyak diminati oleh peneliti di
beberapa benua, khususnya : Zirkel, Vogelsang, dan Rosenburgh di Jerman
dan Fouque danMichel Levi di Prancis yang telah mengangkat ilmu
petrografi pada statusyang dapat diterima oleh para ilmuan dan menjadi
cabang ilmu yang mempelajari batuan secara mikroskopis.
Petrografi merupakan cabang ilmu geologi yang mempelajari cara
deskripsi batuan berdasarkan tekstur, struktur, dan mineralogi secara
mikrokopis.
Petrografi sangat berhubungan dengan disiplin ilmu geologi yang lain.
Seperti dengan ilmu Petrolgi. Petrografi dengan Petrologi sangat
berhubungan erat dimana petrologi mempelajari batuan, baik proses, asal
usul batuan, petrogenesa (mempelajari batuan secaara luas) sedangkan
petrografi merupakan cara untuk mempelajari batuan atau cara deskripsi
batuan. Petrografi juga sangat berhubungan dengan Kristalografi dan
mineralogi atau pun Mineral optik. Dimana dalam mineral optik dipelajari
mineral-mineral berdasarkan sifat optiknya. Sedangkan petrografi dalam
penamaan batuan harus dikenali mineral apakah yang menyusun batuan
tersebut.
Dalam pendiskripsian batuan secara petrografi memiliki beberapa
keuntungan dibandingkan secara megaskopis. Keuntungan pengamatan secara
petrografi adalah : dalam pengamatan batuan dapat dilihat teksur khusus
yang ada pada batuan, sedangkan secara megaskopis sulit untuk melihat
tekstur khusus batuan. Secara mikroskopis dapat ditentukan mineral yang
yang menyusun batuan sampai kejenis dari pada mineralnya. Misalkan
plagioklas, dari kembarannya dapat ditentukan jenis plagioklasnya apakah
anaorthit, bitownit, labradorit, andesin atau oligoklas. Pengamatan
secara petrografi ini dapat ditentukan variasi dari pada batuannya.
Petrografi adalah cabang petrologi yang berfokus pada deskripsi rinci
dari batuan. Seseorang yang mempelajari petrografi disebut petrografer.
Kandungan mineral dan hubungan tekstur dalam batuan dijelaskan secara
rinci. Klasifikasi batuan didasarkan pada informasi yang diperoleh
selama analisis petrografi. Deskripsi petrografi dimulai dengan catatan
lapangan di singkapan dan mencakup deskripsi makroskopik spesimen
tangan. Namun, alat yang paling penting bagi petrografer adalah
mikroskop petrografi. Analisis rinci dari mineral dengan mineralogi
optik dari sayatan tipis dan mikro-tekstur dan struktur sangat penting
untuk memahami asal-usul batuan. Analisis mikroskrop elektron dari butir
individu serta analisis kimia batuan keseluruhan oleh resapan atom atau
fluoresensi sinar x digunakan di laboratorium petrografi modern.
Butiran mineral individu dari sampel batuan juga dapat dianalisis dengan
difraksi sinar-X ketika sarana optik tidak mencukupi. Analisis inklusi
fluida mikroskopis dalam butiran mineral dengan tahap pemanasan pada
mikroskop petrografi memberikan petunjuk mengenai kondisi suhu dan
tekanan selama pembentukan mineral.
Pictographs adalah grafik yang menggunakan simbol untuk mewakili set
data dan informasi numerik. Banyak orang berpikir bahwa pictographs
membuat informasi lebih mudah untuk membaca. Kerugian pictographs adalah
bahwa ia hanya dapat berkomunikasi sejumlah kecil informasi spesifik
Piktogram adalah suatu ideogram yang menyampaikan suatu makna melalui
penampakan gambar yang menyerupai/meniru keadaan fisik objek yang
sebenarnya. Tanda atau gambar yang termasuk piktogram disebut piktograf.
Contoh suatu piktograf meliputi gambar-gambar kuno dan lukisan
prasejarah yang ditemukan dalam dinding gua. Piktograf juga digunakan
dalam menulis dan sistem grafis.
Manusia pertama yang mengenal tulisan tidak menggunakan huruf,
kata-kata, dan tanda baca dalam tulisan mereka. Ribuan tahun yang lalu,
mereka "menulis" dengan membuat gambar yang saat ini disebut piktograf.
Para pakar mengatakan piktograf tersebut digunakan untuk menyampaikan
informasi kepada orang lain.
Kata "piktograf" diturunkan dari kata dalam bahasa Inggris
"pictograph". Akar kata "pictograph" adalah "pict" dan "graph". "Pict"
merupakan kata dalam bahasa Latin untuk picture (gambar). Sementara
"graph" merupakan kata dalam bahasa Yunani yang artinya tulisan.
Piktograf merupakan simbol. Kadang-kadang piktograf mewakili keseluruhan
kata, tetapi kadang-kadang hanya mewakili suku-suku kata, atau
bagian-bagian kata. Ribuan tahun lalu, bangsa Sumeria kuno menemukan
salah satu bentuk piktograf. Dalam bahasa Sumeria kuno, ti berarti
"panah". Ti (atau til) juga berarti "kehidupan". Karena itu, orang
Sumeria menggunakan simbol panah untuk kedua kata tersebut.
Piktogram pertama kali digunakan secara resmi pada Olimpiade di
Inggris pada tahun 1948, dan mulai rutin digunakan sejak Olimpiade di
Jepang pada tahun 1964. Karena Olimpiade dihadiri oleh berbagai peserta
dari berbagai suku bangsa dan bahasa, maka penggunaan piktogram
dipandang bisa memudahkan komunikasi.
Piktogram lalu digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi,
menggambarkan cabang-cabang olahraga yang dilombakan. Piktogram ini
digunakan pada tiket, sign system, dan lainnya, demikian sehingga
peserta dengan mudah dapat mencari tempat kegiatan berlangsung.
Sejarah Piktogram sebenarnya diawali oleh lukisan-lukisan pra
sejarah. Kebudayaan Mesir, China, dan Sumeria sudah menggunakannya sejak
hampir 5000 tahun silam. Tulisan China yang sampai sekarang bertahan,
pada dasarnya juga penerapan piktogram.
Piktogram mudah dipahami, karena bentuknya berupaya menyederhanakan,
dan tidak sekedar menyimbolkan. Kalau pada rambu lalu lintas, tanda P
berarti parkir, ini bukan bahasa visual karena tidak menggambarkan
kegiatan yang ingin disampaikan seperti pada piktogram. Bandingkan
dengan gambar rambu orang yang sedang membawa sekop, dan di depannya
terdapat siluet kumpulan pasir/tanah. Ini baru piktogram.
Sebagian ahli menyebutkan, tulisan bermula dari piktogram dan
ideogram. Piktogram (tulisan-gambar) adalah gambar yang menunjukkan arti
khusus secara taat asas. Piktogram juga dapat dikatakan sebagai aksara
berupa gambar yang mengungkapkan pesan tertentu.
Salah satu contoh piktogram adalah tulisan hieroglif Mesir. Tulisan
hieroglif Mesir didasarkan pada perwujudan gambar. Untuk mengacu ke
pria, wanita, matahari, dan sejenisnya, bangsa Mesir hanya membuat
gambar objek-objek itu.
Adapun ideogram adalah tanda grafis yang dipakai untuk menggambarkan
bagian ujaran. Pada ideogram, gambar atau lambang digunakan untuk
merepresentasikan ujaran yang abstrak yang sebenarnya tak dapat
digambarkan, misalnya panas, dingin.
Perbedaan piktogram dan ideogram terletak pada hubungan antara
lambang dan objek yang diwakili. Piktogram lebih konkret, sedangkan
ideogram lebih abstrak.
Ciri utama piktogram dan ideogram adalah keduanya tidak mewakili
kata-kata atau bunyi-bunyi dalam bahasa tertentu (tidak universal).
Di antara gambar-gambar pada batu-batu peninggalan terdapat
gambar-gambar yang dapat ditafsirkan hanya dengan istilah saja, misalnya
gambar seekor anak beruang dapat dikatakan sebagai anak beruang, bayi
beruang, atau beruang kecil bila tidak ada gambar lain di sekelilingnya.
Belum dapat dipastikan apakah tanda itu harus ditafsirkan ide demi
ide, secara bebas, ataukah menurut kata per kata. Ini karena sebuah
lambang dapat mewakili berbagai konsep. Oleh karena itu, tidak ada bukti
untuk menyimpulkan apakah yang dimaksudkan oleh pembuat lambang itu
sebuah kata ataukah sebuah makna.
Diduga, sejumlah lambang yang kemudian menjadi sistem tulisan berasal
dari piktogram atau ideogram. Misalnya, aksara hieroglif Mesir.
Pada dasarnya sistem tulisan berbeda dalam dua hal: sistem tulisan
berbeda dalam pilihan lambang-lambangnya. Alfabet bahasa Inggris,
Yunani, dan Rusia mempunyai lambang-lambang yang berbeda meskipun ada
yang bertindih dalam sistem tulisan yang menyangkut jenis satuan yang
dinyatakan lambang-lambang itu.
Alfabet
Alfabet
adalah seperangkat kecil simbol, masing-masing secara kasar mewakili
atau secara historis mewakili sebuah fonem dalam bahasa. Alfabet yang
fonologis sempurna, fonem dan huruf berkoresponsi sempurna dalam dua
arah: seorang penulis dapat meramalkan ucapan sebuah kata berdasarkan
ejaannya dan seorang pendengar dapat meramalkan ucapan sebuah kata
berdasarkan ejaannya.
[5]
Bahasa sering berevolusi independen dari sistem menulisnya dan sistem
menulis dapat dipinjam untuk bahasa-bahasa yang tidak memilikinya,
derajat apakah suatu huruf dari alfabet berkorespondensi dengan fonem
sebuah bahasa bervariasi dari satu bahasa ke bahasa lain dan bahkan
dalam satu bahasa sekalipun.
Sebagian besar sistem menulis di Timur Tengah biasanya hanya konsonan
sebuah kata yang ditulis, walaupun vokal dapat diindikasikan dengan
menambahkan berbagai tanda diakritis. Sistem penulisan berdasarkan
penandaan fonem konsonan berasal dari hieroglif Mesir kuno. Sistem ini
disebut abjad.
[6]
Sebagian besar abjad di India dan Asia Tenggara, huruf vokal
diindikasikan lewat diakritis atau modifikasi bentuk konsonan. Hal ini
disebut abugida. Beberapa abugida seperti Etiopik dan Cree, dipelajari
anak sebagai silabari dan sering disebut silabik. Walau begitu berbeda
dengan silabari sejati, ini bukanlah glif yang independen untuk setiap
silabi.
Kadangkala istilah alfabet dibatasi pada sistem di mana huruf
dipisahkan antara konsonan dan vocal. Seperti alfabet Latin, walaupun
abjad dan abugida dapat diterima sebagai alfabet juga. Alfabet Yunani
dipandang sebagai alfabet pertama di dunia.
huruf-huruf alfabet sekarang, Huruf-huruf alfabet ini berjumlah 26.
Terdiri dari vokal dan konsonan. Untuk lebih jelas lagi, simak
pembagiannya dalam tabel berikut :
[7]
A |
B |
C |
D |
E |
F |
G |
H |
eI |
bi: |
si: |
di: |
i: |
ef |
ʤi: |
eItʃ |
|
|
|
|
|
|
|
|
I |
J |
K |
L |
M |
N |
O |
P |
aI |
ʤeI |
keI |
el |
em |
en |
əƱ/oʊ |
pi: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Q |
R |
S |
T |
U |
V |
W |
X |
kju: |
a:(r) |
es |
ti: |
ju: |
vi: |
‘dʌblju: |
eks |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Y |
Z |
|
|
|
|
|
|
waI |
zed/zi: |
|
|
|
DAERAH YANG MULA-MULA MENGGUNAKAN SISTEM ALPHABET :
Bangsa Semit sebagai yang pertama menggunakan sistem alphabet atau
abjad, agaknya sudah disepakati oleh para sarjana. Namun, daerah mana
dari daerah-daerah yang didiami oleh suku bangsa Semit yang lebih dahulu
menggunakannya, masih saja terdapat perbedaan-perbedaan pendapat di
antara mereka. Perbedaan pendapat ini makin terlihat setelah ditemukan
beberapa bukti tertulis di kawasan Sarabit al-Khadim, yaitu suatu daerah
yang terletak antara Fustat dan Adhruh, (bahagian timur Qulzum
sekarang).
Inskripsi Sarabit al-Khadim ini oleh kalangan ahli, disimpulkan
sebagai inskripsi tertua yang menggunakan sistem alphabeth (abjad).
Diperkirakan bahwa inskripsi ini telah ditulis sekitar tahun 1850
sM.(Shiddiqi,1983) oleh orang-orang Sinai yang bekerja di
tambang-tambang batu permata pyrus.
Penemuan inskripsi ini tentunya adalah acuan akhir yang menolak
asumsi yang selama ini telah dikemukakan oleh para ahli bahwa
orang-orang Phoenicialah yang pertama kali mentransfer Hierogliph
menjadi tulisan alphebetis. Inskripsi Sarabit al-Khadim ternyata lebih
tua beberapa abad dibanding dengan inskripsi Ahiram Yubail yang
ditemukan oleh Monte di daerah Gebal purba (Byblos) yang merupakan bukti
tertulis pemakaian pertama sistem alphabet oleh orang-orang Phoenicia.
Dengan penemuan baru ini para ahli akhirnya dapat meyakini dengan tepat
"jembatan" yang menghubungkan antara Hierogliph Mesir dengan alphabet
Phoenicia. Karena selama ini mereka diragukan oleh perbedaan yang
terlalu besar antara bentuk tulisan Mesir itu dengan bentuk tulisan yang
digunakan oleh orang-orang Phoenicia, sehingga sangat sulit memastikan
bahwa orang-orang Phoenicia yang pertama kali menggubah huruf-huruf
Mesir ke dalam sistem alphabet.
Kenyataan bahwa Sinai yang pertama kali menggunakan alphabet dalam
sistem penulisan mereka diperkuat pula oleh letak geografis daerah ini,
yang ternyata lebih dekat dengan Mesir serta bentuk tulisan yang tidak
terlalu menyolok perbedaannya.
WILAYAH PERKEMBANGAN SISTEM ALPHABET
Sistem alphabet Sinai pada waktu kemudian berkembang ke beberapa
wilayah, diantaranya ke Phoenicia. Oleh orang-orang Phoenicia, sistem
penulisan Sinai ini dikembangkan sedemikian rupa. Beberapa karakter
huruf disempurnakan serta disusun atas dasar dasar bunyi yang
dilambangkan. Karena itu asumsi bahwa orang-orang Phoenicia yang pertama
menggunakan sistem alphabet dianggap beralasan sebelum ditemukannya
bukti tertulis di wilayah Sinai (inskripsi Sarabit al-Khadim seperti
telah dikemukakan terdahulu. Namun, peranan orang-orang Phoenicia dalam
menjembatani pengembangan alphabet ke beberapa kawasan Eropa memang
sukar untuk dibantah.
a. Jazirah Arab Utara, Asia Kecil dan Eropa
Dalam perkembangannya ke utara, alphabet Sinai memperoleh kemajuan
yang sangat pesat. Alphabet ini akhirnya, selian melahirkan alphabet
Phoenicia, juga telah menurunkan tulisan Ibrani dan Aramia. Dari ketiga
rumpun tulisan yang biasa disebut dengan Tulisan Semit Utara ini
berkembang secara lebih luas lagi dan melahirkan tulisan-tulisan besar
yang digunakan hingga saat ini.
Tulisan Phoenicia dibawa ke Yunani oleh Cadmus, dan dari sini
berkembang menjadi tulisan Etroska yang merupakan cikal bakal
pertumbuhan tulisan Romawi Barat yang dipakai di bahagian terbesar Eropa
pada saat itu. Pengembangan lain dari tulisan Yunani telah pula
dilakukan oleh salah seorang uskup Konstantinopel, Cyrillius dan
Methodus. Tulisan ini mendapatkan perkembangan seiring dengan
perkembangan agama Kristen di Slavia, Rusia, Ukeraina, Serbia, dan
Bulgaria. Diketahui bahwa tulisan yang berkembang di Slavia ini tidak
semata-mata berasal dari Yunani, akan tetapi juga memasukkan unsur-unsur
tulisan Ibrani. Hal ini disebabkan oleh adanya bunyi-bunyi Slavia yang
tidak terdapat dalam bahasa Yunani (Mario Pei,1971:81).
Dari rumpun Aramia (Aramaic) telah melahirkan tulisan Syryani,
Nabthi, Tadmury (Palmyra) dan tulisan Pahlavi yang merupakan tulisan
asli bangsa Persia. Di bahagian lain alphabet Sinai telah pula
menurunkan tulisan Devanagari kuno di India. Kita telah mengetahui bahwa
banyak sekali tulisan yang terdapat di kawasan Asia selatan dan
tenggara berasal dari tulisan Devanagari ini, karena tulisan ini
berkembang seiring dengan penyebaran agama Budha. Tulisan kuno di India.
Kita telah mengetahui bahwa banyak sekali tulisan yang terdapat di
kawasan Asia selatan dan tenggara berasal dari tulisan Devanagari ini,
karena tulisan ini berkembang seiring dengan penyebaran agama Budha.
Tulisan Siryani dan Nabthy dalam perjalanannya ke bahagian selatan
jazirah Arab telah bergabung dengan karakter tulisan yang berasal dari
jazirah selatan ini, terutama pada masa perluasan kerajaan Anbath ke
hampir seluruh jazirah Arab pada abad pertama Masehi. Penggabungan
inilah yang pada akhirnya menurunkan tulisan Arab kuno hingga menjadi
tulisan Arab seperti yang berkembang saat ini.
b. Jazirah Arab Selatan
Perjalanan alphabet Sinai ke bahagian selatan jazirah Arab telah
mengembangkan tulisan yang terdapat di kerajaan-kerajaan Arab Selatan,
seperti kerajaan Saba`, Minaiyah dan lain-lain. Hanya saja tidak
diperoleh keterangan yang pasti tentang tulisan yang digunakan oleh
masyarakat di kerajaan Arab selatan ini pada waktu sebelumnya. Beberapa
asumsi mengatakan bahwa tulisan yang digunakan masyarakat Arab pada
waktu itu berasal dari tulisan Demotic (tulisan rakyat Mesir kuno).
Setelah masuknya alphabet Sinai ke wilayah ini, barulah dikenal satu
jenis tulisan yang telah menggunakan sistem alphabet, dan banyak
persamaan bentuk dan karakter hurufnya dengan alphabet Sinai,
sebagaimana dapat diperhatikan pada tabel terdahulu. Tulisan Arab
selatan ini kemudian dikenal dengan Musnad.
Bila diperhatikan lebih jauh bentuk dan karakter lambang huruf
Musnad, maka makin kuat dugaan bahwa karakter Sinai lebih banyak
mewarnai pembentukan lambang huruf-hurufnya, dibanding dengan tulisan
asli masyarakat Arab selatan yang dianggap sudah ada itu. Kenyataan itu
agaknya juga memperkuat dugaan bahwa setidaknya Arab selatan mendapat
pengaruh dari alphabet Sinai dalam waktu yang bersamaan dengan
Phoenicia. Namun sementara ahli telah berkesimpulan lain, yaitu bahwa
alphabet Arab selatan merupakan perkembangan dari alphabet Phoenicia
yang dibawa ke wilayah ini melalui jalur perdagangan.
Perkembangan tulisan Musnad ke utara pada akhirnya bergabung dengan
tulisan-tulisan Semit utara dan melahirkan tulisan Arab kuno (Hyry).
Tulisan-tulisan Arab itu, setelah agama Islam lahir, ternyata memperoleh
perhatian khusus bagi penganutnya. Karena itu, tulisan ini akhirnya
makin berkembang dan meluas dengan pesat bahkan melampaui batas-batas
wilayah yang menggunakan bahasa Arab. Bersama Al-Qur`an, tulisan Arab
telah meluas ke berbagai bangsa dan bahasa, seperti Fula, Hausa dan
Swahili di Afrika, Melayu, Sunda dan Jawa di Indonesia, bangsa Moro di
Phillipina, Urdu dan Punjabi di India, Persia di Iran dan pelbagai
bahasa Turki di Uni Sovyet (Mario Pei,1971:81).
Dari Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dari akar alphabet Sinai
telah melahirkan dua bentuk tulisan besar yang digunakan secara luas
hingga saat ini, yaitu tulisan Romawi yang pada akhirnya dikenal dengan
tulisan Latin, dan tulisan Arab. Kedua bentuk tulisan ini, kendatipun
sama-sama berasal dari rumpun yang sama, yaitu Sinai, tapi dalam
perkembangannya terdapat perbedaan-perbedaan yang prinsipil pada
karakter huruf dan cara penulisan. Dalam tulisan Romawi, lambang-lambang
konsonan dan vokal memperoleh tempat yang sama pada penulisan,
sementara pada tulisan Arab seperti juga tulisan Ibrany dan Siryani
(Semit utara), lebih menonjolkan huruf (lambang) konsonan saja,
sedangkan lambang vokalnya diserahkan sepenuhnya pada pengertian
pembaca. Barulah pada perkembangan akhir (setelah Islam), lambang vokal
dicantumkan pada penulisan, akan tetapi berupa tanda-tanda khusus yang
ditempatkan di atas atau di bawah lambang konsonan. Perbedaan lainnya
ialah bahwa tulisan Arab ditulis dari kanan ke kiri, sedangkan tulisan
Romawi ditulis sebaliknya.
[8]
Tahap Perkembangan Tulisan :
Ada tiga tahap perkembangan tulisan, yaitu:
a. Logogram atau tulisan kata, merupakan tulisan di mana setiap
lambing mewakili sebuah kata. Sistem tulisan yang didasarkan pada
penggunaan logogram adalah sistem tulisan bahasa China.
b. Tulisan silabis atau persukuan, misalnya bahasa Jepang modern
yang memiliki sejumlah besar lambing, menunjukan suku kata bahasa lisan.
Silabogram atau kelompok bunyi bahasa Jepang pada hakekatnya merupakan
sistem bahasa Cina (Gleasom dalam Bambang, 1995: 29). Perkembangan
bahasa Jepang, aksara-aksara bahasa Cina diambil untuk menuliskan
kata-kata ambilan dari bahasa Cina, namun proses penyesuaian itu tidak
sederhana karena struktur gramatika bahasa Jepang sangat berbeda dengan
bahasa Cina. Bahasa Jepang memiliki banyak kata yang mengalami infleksi
dan afiksasi yang kompleks. Sebaliknya, kebanyakan morfem bahasa Cina
ialah kata dasar dengan tidak banyak afiksasi, kebanyakan morfem yang
tidak memiliki padanan dalam bahsa Cina.
Penyesuaian dalam menulisakan akasara Cina ke dalam bahasa Jepang.
Pertama, diciptakan lambing-lambang morfemik untuk afiks yang tidak ada
padanannya dalam sistem tulisan bahasa Cina. Kedua, ditambahkan
tanda-tanda yang beracuan fonemik. Ternyata alternative yang kedualah
yang dilakukan dan hasilnya ialah silabogram bahasa Jepang yang memiliki
pola yang berbeda dengan sistem tulisan bahasa Cina. Silabogram bahasa
Jepang pada dasarnya merupakan perkembangan aksara bahasa Cina dalam
struktur bahasa Jepang. Dalam struktur bahasa Jepang, kata dasar pada
umumnya ditulis dalam aksara Cina yang disebut kanji.
c. Tulisan bunyi melingkupi tulisan alfabetis dan tulisan
fonemik. Alphabet adalah seperangkat lambing tertulis yang tiap lambang
mewakili bunyi tertentu. Tulisan fonemik merupakan kesesuaian sempurna
antara abjad dan bunyi fonemik yang mewujudkan satu lambang huruf
mewakili satu dan hanya satu bunyi fonemik.
Lini Masa/ Garis Waktu/ Alur Waktu
Garis waktu, linimasa atau alur waktu adalah suatu representasi
kronologis urutan peristiwa atau jadwal aktivitas. Garis waktu dapat dibuat menurut era,
abad,
tahun,
bulan,
minggu,
hari, dan bahkan
jam yang panjangnya dapat bervariasi. Dalam garis waktu, terdapat titik-titik yang mewakili peristiwa-peristiwa penting.
[9]
- ^ Avisa Relation Oder Zeituny di Jerman dan Weekly News diInggris pada sekitar tahun 1622
- ^ H. Rochajat Harun, Ir, M.Ed, Ph.D, dkk, Komunikasi Pembangunan Perubahan Sosial, (Jakarta; Rajgrafindo Persada, cet.i, 2011),hlm. 39
- ^ Prof. Dr. H. Anwar Arifin, Ilmu Komunikasi; Sebuah Pengan Tar Ringkas, (Jakarta; Rajawali Pers, 2006), hlm. 3
- ^ Eko Sujatmiko, Kamus IPS , Surakarta: Aksara Sinergi Media Cetakan I, 2014 halaman 111
- ^ Muin Abdul, Analisis Kontraktif Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia, (Jakarta;Pustaka ahl-Husna baru, 2004). hal 1
- ^ http://sejarah-perkembangan-tulisan.html/
- ^ Mintareja, Belajar Menulis Abjad Huruf Besar, (Bandung;{ionir Jaya, 1991). hal 5
- ^ http://revolusi-komunikasi-zaman-tulisan.html/
- ^ Garis waktu