Calon Anggota MPR
Pak Jono dan Pak Hari merupakan salah satu kader parpol yang sama-sama mencalonkan diri untuk menjadi anggota MPR. Suatu ketika saat mereka selesai menyerahkan berkas-berkas pencalonan ke KPU mereka menyempatkan diri untuk mengobrol di sebuah kantin yang berada di dalam gedung.
Pak Jono
: “Jika nanti kita terpilih menjadi anggota MPR apa yang akan kamu lakuin?“
Pak Hari
: “Saya akan menjadi anggota MPR yang
memperjuangkan aspirasi rakyat, sebab,
dari awal kita telah dititipi aspirasi oleh rakyat. Jadi sebagai wakil
rakyat kita harus menjalankan amanah tersebut sebaik-baiknya sehingga dapat
tercipta kehidupan masyarakat yang sejahtera, masyarakat yang adil, serta
masyarakat yang makmur”.
Pak Jono
pun manggut-manggut mendengar jawaban dari Pak Hari mengenai pertanyaan yang
sebelumnya ia tanyakan. Namun setelah itu Pak Jono melontarkan satu pertanyaan
lagi.
Pak Jono
: “Kalo pendapatmu tentang korupsi apa?”.
Pak
Hari: “Kalo kurupsi itu menurut saya merupakan tindakan yang tak bermoral yang
seharusnya tidak dilakukan oleh siapa pun termasuk kita sebagai wakil rakyat
yang telah diberikan amanah oleh rakyat agar kelak kita dapat menciptakan
masyarakat yang sejahtera bersama-sama. Jika saya menjadi anggota MPR nanti
saya akan membuat mengenai hukuman yang cocok bagi para pelaku koruptor, yaitu
hukuman mati. Dengan cara tersebut akan membuat dampak jera bagi oknum-oknum
yang ingin korupsi”.
Mendengar
jawaban dari Pak Hari tersebut entah mengapa Pak Jono malah tertawa
terbahak-bahak, lalu ia berkata
Pada suatu hari seorang guru di sebuah sekolah dasar sedang menanyai seorang muridnya tentang hasil belajar menghafalkan huruf.Pak guru bertanya pada Bobi tentang sudah berapa huruf yang Bobi hafal, lalu Bobi menjawab bahwa ia hanya akan menghafalkan huruf C D E F G A B C. Setelah mendengar jawaban dari Bobi tersebut pak guru pun bingung lalu bertanya kembali kepada Bobi kenapa Bobi hanya mau menghafalkan tujuh huruf saja. Lalu Bobi menjawab dengan lantang bahwa dengan menghafal tujuh huruf tersebut saja Bobi bisa jadi pemusik yang hebat dan menghasilkan banyak uang. Mendengar jawaban tersebut lantas pak guru hanya mengangguk-ngangguk saja dan berbicara benar juga.
Cuma Salah Satu
Bapak: "Bagaimana nilai ulangan fisikamu hari ini, Tong?"
Otong:
"Otong Cuma salah satu dari lima soal pak!"
Bapak:
"Wah hebat dong pasti nilai kamu bagus kalo gitu!"
Otong:
"Tidak juga sih, Pak. Soalnya yang empat puluh lima lagi Otong lupa kerjakan."
Bapak:
%&#@$^
Beo Nakal
Sassi,
Shafira dan Citra bertetangga dan selalu bersama-sama pergi ke kantor.
Sebelum mencapai jalan raya untuk naik kendaraan umum, mereka harus
melewati sebuah gang yang salah satu rumahnya memelihara burung beo.Setiap kali ketiga perempuan ini melewati depan rumah orang yang memelihara beo, si burung beo selalu menyebutkan tiga warna. Sassi curiga bahwa beo tersebut mengetahui warna celana dalam mereka bertiga.
Untuk membuktikan itu benar atau engga mereka janjian untuk menggunakan warna celana dalam yang sama.
Keesokan harinya mereka lewat gang tersebut, si beo berkata “Hitam, hitam, hitam.” Ketiga perempuan tersebut terpana dan kagum. Hari berikutnya dengan tepat si beo menebak warna celana dalam mereka dengan berkata, “Pink, pink, pink.”
Citra mempunyai ide yang sedikit konyol. “Bagaimana kalau besok kita tidak menggunakan celana dalam ? Mau bilang apa coba si beo usil itu ?” Keesokan harinya ketika mereka lewat, si beo mondar-mandir di dalam sangkarnya seperti kebingungan.
Citra dan kawan-kawannya mulai tertawa karena bisa ngerjain burung beo yang usil itu. Tapi tertawa mereka tidak berlangsung lama, karena si beo berkata, “lurus, lurus, keriting.”
trima kasih
0 komentar:
Posting Komentar